Kamis, 18 Desember 2008

Menggugat Wali

Dengan tidak mengesampingkan dan merendahkan arti dari sebuah perjuangan pendahulu kami dalam mensyiarkan islam di tanah Jawa kami hanya ingin menguak sedikit pendapat tentang sepak terjang beliau,
dalam masa perjuangannya para wali sedikit banyak telah mengajarkan hal2 negatif terhadap generasi penerusnya terutama dalam membendung suatu ajaran yang berseberangan dengan ajaran mereka mereka dengan angkuhnya menganggap setiap ajaran yang bukan bersumber dari keyakinan yang sama adalah sesat padahal kalau kita melihat dari perjalanan sejarahnya mereka sendiri sebenarnya membenarkan ajaran tersebut tapi hanya karena ajaran ajaran tersebut sedikit banyak akan mengganggu legitimasi dan kestablitasan kekuasaan yang dijunjungnya maka dengan sangat terpaksa ( kalau mungkin bisa di katakan demikian) para wali tersebut melakukan berbagai cara termasuk diantaranya memfitnah dan merenggut hak hidup seseorang yang selama ini telah diperjuangkan oleh para wali itu sendiri hal tersebut tidak terkecuali juga menimpa kepada orang orang terdekat mereka sendiri termasuk orang tuanya dalam hal ini adalah raja majapahit terakhir yang memang didalam nubuatnya adalah raja hindu terakhir di tanah jawa.
dicatatan sejarah yang tertulis dalam babat tanah jawi dapat kita telusuri bagai mana seorang raden patah yang memiliki obsesi tinggi untuk menguasai P Jawa telah melakukan suatu tindakan makar terhadap orang tuanya sendiri walau dengan alasan untuk menancapkan kuku kuku kekuatan ajaran islam di tanah jawa apa mungkin hal tersebut bisa di anggap benar padahal kekuasaan yang beliau dapatkan sedikit banyak adala hasil dari pemberian dari sang ayahnda Raden Brawijaya yang kemudian beliau bumi hanguskan anya dengan waktu satu malam saja dengan di bantu oleh kewaskitaan para Wali wali islam dimana dalam ajarannya itu sendiri mIslam emerintahkan umatnya untuk menjunjung tinggi martabat orang tua walau mereka memiliki keyakinan dan agama yang berbeda sedangkan Rasulluullah sendiri mencontohkan untuk hanya mendoakan sang paman yang jelas jelas pernah membuat suatu rencana bersama masyarakat kafir kuraisy untuk membunuhnya, jangankan untuk di bunuh seorang Raden Patah atau sulatan demak pada saat itu amat sangan dilindungi oleh sang ayah, namun balasan dari seorang anak hanya sebuah PEMBERONTAKAN besar besaran, mengatas namakan Agama, sungguh suatu tindakan bodoh dan tak terpuji yang telah di contohkan sejarah kepada kita.

........untuk posting selanjutnya akan kami paparkan sepak terjang para wali tanah jawa memfitnah seorang ulama besar "Syech Siti Jenar"

Rabu, 17 Desember 2008

menembus batas

ada suatu kebiasan yang secara tidak sadar selalu kita lakukan hingga keberhasilan sering tertunda,kebiasaan itu adalah mempersiapkan diri kita untuk menghadapi suatu kegagalan sehingga kita lebih sering merasa siap jika kita menghadapi suatu kegagalan ketimbang menghadapi suatu keberhasilan, suatu contoh kita selalu mempersiapkan rencana cadangan untuk untuk menghadapi suatu rencana hingga satu kegagalan dalam rencana adalah suatu hal yang bisa kita maklumi dan akhirnya kita selalu siap dan mempersiapkan diri untuk kagagal padahal keberhasilan itu terjadi manakala kta fokus terhadap suatu keberhasilan itu sendiri dan bukan terfokus untuk memaklumi setiap kekurangan di setiap kegagalan dalam suatu rencana yang telah kita buat,