Minggu, 15 Februari 2009

ketika sang "IBLIS".....

Ada tersirat keharaman yang aku tahu ttg ikut2an merayakan atau melakukan sesuatu padahal kita gak tahu maksudnya dan info itu aku tahu dari suami adik ipar aku

  "Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.                 QS. 17:36"

ada sedikit tamparan halus bagi kehidupan sosial yang selama ini aku anut , ya.....aku sedikit banyak pernah ikut terlibat dalam perayaan2 seperti itu pada masa aku masih tergabung dalam Even Organization yang harus ikut merayakannya karena permintaan dari klien kami,ah...Tuhan pun tahu kalau aku melakukan itu dulu adalah sebatas profesionalisme kerja saja dan aku sama sekali tidak ikut merayakanya karena aku terlalu sibuk untuk menikmati hingarbingar pesta yang kami helat, ah   itu adalah masa lalu dan mungkin Allah telah menyabut aku dari kubangan dosa2 itu seiring dengan berhentinya kegiatan EO yang kami bangun pada masa itu alias BANGKRUT hehehehehe,

dan sekarang ada satu pertanyaan yang tiba2 menyembul dari dalam diri ku  yaitu apakah hukum itu berlaku juga manakala kita tidak punya pengetahuan sedikitpun tentang niat baik para calon pemimpin negara yang sebentar lagi bertarung ntuk memperebutkan kursi Legilatif dalam pesta demokrasi yang akan dihelat sebentar lagi karena yang saya tahu mereka adalah orang2 yang pernah mengecewakan ibu pertiwi ?(menurut saya walau itu adalah pendapat yang sangat subyektif) apakah hukum yang menyiratkan akan keharaman ikut2an itu bersinggungan juga pada para pemilik hak suara untuk memilih tidak ikut dalam dunia gemerlap pesta demokrasi yang hanya akan dinikmati oleh orang2 tertentu tersebut ?lalu bagaimana hukum bagi orang yng tetap ikut dalam pesta tersebut hanya karena ingin dianggap sebagai warga negara yang baik sementara ia tidak tahu siapa yang mereka pilih ata Contreng ?bukankah pesta tersebut juga hanya untuk memaksakan legitimasi para individu yang haus akan kekuasaan saja ?sementara kita juga tahu bahwa sekarang ini MUI telah memfatwakan haram dan berdosa bagi masyarakatIndonesia yang memilih dirinya untuk tidak ikut dalam pesta tersebut (GOLPUT) ?lalu bagaimana sebuah hukum dapat berdiri bersebrangan ? ah seakan itu adalah pertanyaan yang tidak penting.karena ada satu pertanyaan yang lebih besar lagi dari dalam hati saya apakah bila sesuatu itu haram bagi kita maka kita berhak untuk mengharamkan hal itu pada mereka2 yang tidak seiman sehingga kebenaran yang kita junjung ini membebaskan kita untuk mengekang kemerdekaan saudara saudara musyrik dan kafir kita dengan mengintimidasi segala kegiatan yang kita anggap sebagai kegiatan haram sementara bagi mereka itu adalah mungkin suatu ibadah ?,aku rasa enggak begitu juga.

aku teringat suatu cerita dalam kitab2 yang selama kita baca dan kita jadikan pedoman, manakala sang Iblis menolak untuk bersujud dihadapan Manusia dengan berbagai alasan seperti  

  1. kesombongan sang Iblis karena ia merasa dirinya adalah mahkluk yang diciptakan lebih dulu dari pada manusia jadi mana mungkin yang lebih tua harus tunduk atas pengetahuan makluk yang baru saja diciptakan ?
  2. kesombongan iblis yang merasa memiliki segala kemampuan dan kepandaian melebihi manusia ?
  3. kesombongan sang iblis karena dia yang memegang segala pengetahuan ttg bumi langit dan seluruh ciptaanNya sehingga merasa kebenaran ada ditangannya 
  4. kesombongannya karena Iblis di ciptakan dari api dan manusia hanya dari tanah liat.,dan masih banyak lagi.

adakah hikmah dari cerita itu yang bisa kita ambil ?sementara menurut pendapat aku apa yang telah kita lakukan sebagai umat muslim itu adalah telah terjebak oleh sikap2 yang dicontohkan oleh IBLIS lalu,apakah masih berani kita berdiri denngan gagahnya merasai berada diatas suatu kebenaran yang paling hakiki hingga berhak mengebiri hak2 mereka yang denga otak sempit kita mengasumsikan merekasebagai pelanggar,penoda  atau bahkan sebagai penyebar dosa sehingga kita merasa diri kita menjadi tangan tuhan dan berhak untuk menjadi polisi moral demi menegakkan Agama dan keyakinan yang kita anggap paling benar ? 

"Sementara tanpa sadar kita telah terjebak oleh kisah hikmah dari kitab2 kebenaran yang kita junjung tinggi  (AlQur'an)

"Ya.....Allah selamatkan aku.........................."

------------------------------------------------------------------------------------------

tx bon infonya tulisan ini trinspirasi dari cerita km

2 komentar:

  1. MUI, koq didengerin, kaya udah paling bener sendiri aja, yang paling bener adalah ikuti hari nurani, karena hati nurani tidak pernah bohong. Bila ada seseorang yang ikut memilih dalam pemilu nanti, moga mereka tahu apa yang mereka lakukan dan mereka pilih, karena bayangkan juga apabila tidak ada orang yang memilih apapun alasannya, trus mau jadi apa dan bagaimana dung negera ini, yaah rasanya jadi serba salah, ya ga sih, jadi binyun deh,,, pucing deh,,,, au ah elap,,,

    BalasHapus
  2. tx mbk komentarnya,yang pasti sih salah bagi orang yg gak mau ikut dalm pemilu hanya kerena malas tanpa alasan tertentu yang mendasar,tapi..........mmg pucing juga ya...hehehehehe ikutan elap aja deh

    BalasHapus