Senin, 24 Agustus 2009

duuh....ya Allah lindungi aku

Apakah pada masa pra-Islam, hajar aswad sudah disembah (dihormat)?

Suatu ketika di saat Muhammad berusia 35 tahun (belum mengaku nabi), Kaabah rusak ditimpa banjir. Orang-orang bersepakat membangun kembali kuil itu, tidak ketinggalan Muhammad. Ketika sampai pada saat mengembalikan Hajar Aswad ke tempatnya semula, timbul kericuhan. Masing-masing merasa lebih berhak mendapat kehormatan mengerjakan hal itu. Orang bersitegang, hingga seluruh pekerjaan terhenti karenanya. Akhirnya dimufakati untuk menyerahkan keputusan persoalan kepada barangsiapa yang esok harinya paling dahulu berada di Masjid al Haram. Ternyata orang itu ialah Muhammad, padahal dia tidak sengaja berusaha datang lebih pagi. Kemudian, Muhammad membeberkan selembar kain, mengangkat dan meletakkan batu keramat itu di atas kain tersebut. Kemudian para kepala keluarga/kelompok/kafilah/orang terkemuka diajak beramai-ramai mengangkat dan membawa kain itu ke tempat di mana batu hitam akan diletakkan dan Muhammad sendiri meletakkannya di tempatnya semula, yaitu di SUDUT PERTAMA, penanda tawaf.

Kenapa Batu Hitam diletakkan pada sudut awal penanda tawaf? Sebab batu hitam itulah MAHA DEWA ("tuhan tertinggi") di antara patung-patung dewa lain di sekeliling Ka'bah. Patung-patung lain diletakkan secara berurutan, di sekeliling Ka'bah, agar para peziarah haji bisa menghormat para dewa itu satu per satu secara berkeliling.



Patung-patung berhala, termasuk batu hitam, diletakkan di sekeliling Ka'bah, bukan di dalamnya. Dan jumlahnya ada 360 (atau 361 termasuk awloh sang batu hitam). Simak hadist berikut:

Hadits Shahih Bukhari no. 1187
Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. katanya: "Nabi SAW memasuki kota Mekkah, sedang di waktu itu di keliling Ka'bah terdapat tiga ratus enam puluh berhala."

Jadi:

1) Patung-patung berhala (selain batu hitam) diletakkan di keliling Ka'bah
2) Batu hitam diletakkan di sudut pertama Ka'bah sebagai penanda awal tawaf.

Kesimpulan:

Batu Hitam adalah bagian dari perserikatan kelompok berhala yang jumlahnya ratusan itu. Bila muslim tidak menganggapnya sebagai bagian dari perserikatan kelompok berhala, berarti mereka bodoh. Sudah jelas-jelas batu itu diletakkan berdampingan dengan patung-patung di sekeliling Ka'bah, malahan, batu itu mendapat kedudukan paling terhormat, menduduki kelas VIP, mendapat prioritas pertama dari para peziarah ketika datang untuk menyembah/menghormat dewa-dewa Arab di Ka'bah.

Ritual tawaf (berziarah memutari bangunan Ka'bah) bukanlah hal baru di Arab. Pada masa pra-Islam, ritual tawaf sudah dilakukan oleh orang-orang Arab:

Hadits Shahih Bukhari no. 843
"Dari Abu Hurairah r.a. katanya: Abu Bakar Siddik ditugaskan oleh Rasulullah SAW sebelum haji wada untuk memimpin satu kaum pada hari Nahar melakukan haji, kemudian memberitahukan kepada orang banyak, suatu pemberitahuan: Ketahuilah! Sesudah tahun ini orang-orang Musyrik tidak boleh lagi haji dan tidak boleh thawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang. Sebelum Islam, orang-orang musyrik Arab telah melakukan juga pekerjaan haji menurut cara mereka sendiri. Antara lain ialah thawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang bulat sambil bertepuk tangan."

Jadi, ritual haji tawaf yang ada saat ini, hanyalah mengubah perilakunya saja: semula telanjang dan bertepuk tangan, kini tidak telanjang dan tidak bertepuk tangan. Dan yang semula para peziarah melakukan penghormatan terhadap ratusan berhala (perserikatan kelompok berhala yg berjumlah 360 dengan batu hitam awloh sebagai kepalanya), kini mereka cuma menghormat pada satu berhala saja, yaitu batu hitam awloh.

Muslim tidak bisa lagi mengelak dari fakta ini, bahwa batu hitam itu memang "BENDA SESEMBAHAN" orang Arab pada masa pra-Islam. Sebab, batu hitam itu merupakan bagian dari kelompok berhala yang ditempatkan di sekeliling Ka'bah untuk dihormat oleh para peziarah, malahan, batu hitam itu dijadikan MASTER para berhala, karena dia ditempatkan di sudut pertama Ka'bah, sebagai yang pertama-tama disembah dan dihormat, serta diciumi oleh para peziarah, sebelum para peziarah itu menyembah, menghormat, dan menciumi patung-patung berhala lain. BATU HITAM itu mendapatkan high priority dalam ritual pemujaan di Ka'bah dari para penyembah dewa-dewa itu.

Karena batu hitam itu merupakan bagian dari perserikatan/persekutuan kelompok berhala, dengan demikian, ia dikawankan dengan patung-patung berhala, Muhammad tidak senang dengan kenyataan ini. Sehingga dia berambisi menghancurkan patung-patung berhala itu dari sekeliling Ka'bah, supaya salah satu sifat awloh yang tauhid itu terwujud.

QS 22:26 "Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang rukuk dan sujud."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar